Friday 22 July 2011

Bilangan Dalam bahasa Madura

Mari Belajar bahas Madura, berikut pengucapan bilangan dalam bahasa madura:
Bilangan Dalam bahasa Madura

1  = Settong
2  = dhua
3  = tello’
4  = empa’
5  = léma’
6  = ennem
7  = pétto’
8  = ballu’
9  = sanga’
10 = sapolo

100 = Saratos
1000 = Saebuh
Terimakasih 
(Mator Sakalangkong)

Tingkatan bahasa Madura


tingkatan bahasa yaitu Enja’-Iyah (bahasa kasar), Enggi-Enten (bahasa menengah) dan Enggi-Bunten (bahasa halus), bahasa Madura memiliki karakter khusus terutama dalam kosakatanya yang banyak mengenal bunyi “letup” seperti kata saba’ (meletakkan) dan lagghu’ (besok). Karakter khusus yang lain adalah banyaknya konsonan yang muncul dalam sebuah kata semisal lebbhak (muara) dan bhajjrah (mujur). Dua keunikan ini menjadikan bahasa Madura berbeda dengan bahasa daerah lainnya. Apabila seseorang yang berasal dari suku bangsa lain mempelajari bahasa Madura, pada mulanya mungkin dia akan mendapati hambatan yang berhubungan dengan dua karakter tadi. Namun sisi positifnya, karena keunikan bahasa Madura inilah, sebuah kosakata dalam bahasa Madura apabila telah diingat dan dipahami maknanya tidak akan pernah dapat dilupakan oleh orang yang belajar bahasa Madura tersebut.
Di sekolah, bahasa Madura diajarkan dalam bentuk muatan lokal sejak tahun 1994. Pada saat itu posisi muatan lokal bahasa Madura masih belum jelas apakah menjadi sebuah mata pelajaran yang diwajibkan ataukah tidak. Baru ketika Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003, posisi bahasa ini resmi menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah (dasar dan menengah) (Azhar, 2009).  Resminya bahasa Madura menjadi bahasa yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar dan Menengah di seluruh pulau Madura menyebabkan Pemerintah Kabupaten memiliki kewajiban yang penuh untuk mendukung program ini. Kewajiban itu kemudian dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten setempat dengan membentuk tim perancang dan pengembang kurikulum bahasa daerah. Tim perancang dan pengembang kurikulum bahasa daerah lokal ini pada akhirnya menerbitkan buku ajar yang dipakai oleh seluruh siswa SD maupun SMP setempat.


Mengenal Bahasa Madura

Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang [1], dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.

Bahasa Kangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri.

Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibu mereka.



Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.

Contoh :

    bhila (huruf "a" dibaca [e] (info)) sama dengan bila = kapan
    oreng = orang
    tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
    dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
    tanya = sama dengan tanya
    cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
    onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
    Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?